Minggu, 16 Juli 2017

Prostitusi di Kota Seribu Industri


            Prostitusi secara istilah merupakan usaha pelacuran atau pelayanan seks. Prostitusi atau pelacuran itu sendiri sudah ada sejak masa Kolonial. Praktik prostitusi pada masa VOC atau Hindia Belanda dilatar belakangi kebutuhan orang-orang eropa yang awalnya tidak membawa istri-istri mereka, sehingga butuh pelampiasan birahi sehingga memilih untuk mengawini wanita pribumi baik untuk dijadikan sebagai istri atau hanya sebatas gundik. Praktik prostitusi ini tersebar di daerah pantai utara khususnya kota-kota penting seperti Batavia, Semarang sampai Surabaya. Bisnis ini didukung oleh pemerintah kolonial. Sisa-sisa masa lalu masih ada hingga era modern sekarang ini, walaupun tempat semacam Dolly, Saritem, Kramat Tunggak, dll. sudah digusur dan dibangun fasilitas lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat namun masih ada praktik prostitusi yang berlangsung meski terselubung.   
            Prostitusi atau pelacuran merupakan penyakit masyarakat,  tidak mudah untuk memusnahkan praktik tersebut dari kehidupan masyarakat. Banyak faktor pendukung terjadinya prostitusi mulai dari faktor ekonomi, sosial, maupun psikologi dari penjaja dan juga peminat prostitusi. Ada juga orang yang beralasan karena untuk menghindari atau melampiaskan emosi sehingga seseorang yang mengalami masalah merasa ingin melakukan segala sesuatu sesuai kehendak hatinya sebagai luapan emosi atau hanya sekedar ingin memuaskan dirinya. 
       Faktor lingkungan, disini lingkungan memegang andil sangat penting dalam pembentukan kepribadian seseorang, walaupun keluarga merupakan faktor pembentuk kepribadian yang utama tetapi tidak menutup kemungkinan lingkungan juga bertindak dalam pembentukan kepribadian seseorang, Selain itu juga ada factor pengaruh ekonomi dimana seorang yang berprostitusi merasa bahwa hanya itu yang bisa dilakukan untuk menyambung hidup.
            Tangerang yang merupakan daerah penyangga Ibukota mempunyai penyakit sama yang tidak bisa dihindari dari sisi gelapnya perkotaan yang merembet hingga daerah sekitar. Awal mulanya muncul lokalisasi di Tangerang karena dibubarkannya lokalisasi besar macam Kramat Tunggak, Gajah Mungkur, Saritem, dan Dolly. Kebanyakan dari pengusaha atau penjaja seks tersebut mencari daerah lain sebagai tempat membuat usaha baru terutama daerah kota besar. Tangerang yang notabene adalah daerah perindustrian pastinya menjadi daya tarik bagi para mucikari.
            Lokalisasi terbesar di Tangerang adalah lokalisasi dadap yang terletak di kecamatan kosambi, Kabupaten Tangerang. Lokalisasi ini merupakan tempat para penjaja cinta sejak tahun 80-an. Namun namanya melambung ketika tempat lokalisasi lain seperti dolly ditutup. Bahkan banyak dari pekerja seks yang pindah dari dolly ke dadap.
            Respon dari masyarakat terhadap lokalisasi ini juga mempengaruhi kelangsungan lokalisasi ini. Masyarakat sekitar cenderung biasa-biasa saja, ada juga yang menyewakan kamar untuk para penjaja seks. Namun demikian tidak sedikit yang protes dan menginginkan ditutupnya lokalisasi ini.
            Walaupun kecaman dari segala pihak terhadap prostitusi telah cukup untuk memberikan peringatan keras terhadap para pelaku prostitusi, namun nampaknya hal tersebut  direspon sedikitpun oleh para pelaku prostitusi , malah prostitusi semakin marak dan tidak mengenal kota ataupun desa. Sepertinya hal tersebut sudah tidak lagi tabu untuk dibicarakan. Bahkan permasalahan ini menjadi hal yang sangat mendapat perhatian khusus dimana penyakit HIV/ AIDS banyak menyerang masyarakat karena akibat dari prostitusi ini.

Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya Pelacuran
            Berlangsungnya perubahan- perubahan sosial dan degredasi dalam kebudayaan, mengakibatkan ketidakmampuan banyak individu untuk menyesuaikan diri dan mengakibatkan timbulnya disharmonisasi, konflik- konflik eksternal dan internal, juga organisasi dalam masyarakat.
            Peristiwa- peristiwa tersebut memudahkan individu menggunakan pola- pola umum yang berlaku. Dalam hal ini ada pola pelacuran, untuk mempertahankan hidup ditengah- tengah hiruk-pikuk alam pembangunan, khususnya di Indonesia.
            Beberapa peristiwa sosial penyebab timbulnya pelacuran antara lain sebagai berikut :
a.       Tidak adanya UU yang melarang pelacuran. Juga tidak ada larangan terhadap orang- orang yang melakukan relasi seks sebelum pernikahan.
b.      Adanya keinginan dan dorongan manusia untuk menyalurkan kebutuhan seks, khususnya di luar ikatan perkawinan.
c.      Komersialisasi dari seks, baik dari pihak wanita maupun germo- germo dan oknum- oknum tertentu yang memanfaatkan pelayanan seks.
d.       Merosotnya norma- norma susila dan keagamaan.
e.       Semakin besarnya penghinaan orang terhadap martabat kaum wanita dan harkat manusia.
f.       Kebudayaan eksploitasi pada zaman modern ini, khususnya mengeksploitasi kaum lemah/ wanita untuk tujuan- tujuan komersil.
g.   Ekonomi laissez-faire menyebabkan timbulnya system harga berdasarkan hokum “jual dan permintaan”, yang diterapkan pula dalam relasi seks.
h.      Peperangan dan masa- masa kacau olem gerombolan- gerombolan pemberontakan di dalam negeri meningkatkan jumlah pelacuran.
i.        Adanya proyek- proyek pembangunan dan pembukaan daerah- daerah pertambangan dengan konsentrasi kaum pria, sehingga mengakibatkan adanya ketidakseimbangan rasio dan wanita didaerah- daerah tersebut.
j.        Perkembangan di kota- kota, daerah- daerah pelabuhan dan industry yang sangat cepat menyerap banyak tenaga buruh serta pegawai pria.
k.      Bertemu macam- macam kebudayaan asing dan kebudayaan- kebudayaan setempat.1

Motif- motif yang Melatarbelakangi Pelacuran
            Mengingat latar belakang Tangerang yang mengarah ke Industri, banyak orang yang ingin mengambil keuntungan dari hal tersebut. Termasuk para panjaja seks, yang berduyun-duyun datang ke Tangerang untuk mencari rejeki lewat jalan malam yang tidak mereka sadari membawa pengaruh buruk. Para penjaja seks ini berasal dari banyak daerah diluar Tangerang terutama dari Jawa Timur.
            Setelah dolly ditutup banyak dari para PSK ini eksodus ke daerah lain hingga sampai ke lokalisasi dadap Tangerang. Lokalisasi dadap ini merupakan lokalisasi terbesar di Tangerang. Banyak mucikari, germo, dan PSK yang menjajakan seks. Warga sekitarpun ikut andil dengan menyewakan kost-kostan dan menjaga parker para pria hidung belang.
Hasil gambar untuk kesejahteraan petani            Dilihat dari motivasi para penjajaj dari luar kota adalah adanya kecenderungan melacurkan diri pada banyak wanita untuk menghindarkan diri dari kesulitan hidup, dan mendapatkan kesenangan melalui jalan pendek. Kurang pengertian, kurang pendidikan, dan buta huruf, sehingga menghalalkan pelacuran.   Ada nafsu- nafsu yang abnormal, tidak terintegrasi dalam kepribadian, dan keroyalan seks. Histeris dan hyperseks, sehingga mereka tidak merasa puas mengadakan relasi seks dengan satu pria/ suami. Tekanan ekonomi, factor kemiskinan, ada pertimbangan- pertimbangan ekonomis untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, khususnya dalam usaha mendapatkan status social yang lebih baik.

Akibat- akibat Pelacuran
            Beberapa akibat yang di timbulkan oleh pelacuran ialah sebagai berikut :
1.      Menimbulkan dan menyebarluaskan penyakit kelamin dan kulit. Penyakit yang paling banyak terdapat ialah syphilis dan gonorrhoe (kencing nanah).
2.      Merusak sendi- sendi kehidupan keluarga. Suami- suami yang tergoda oleh pelacur biasanya melupakan fungsinya sebagai kepala keluarga.
3.      Mendemoralisasi atau memberikan pengaruh demoralisasi kepada lingkungan khususnya anak- anak muda remaja pada masa puber dan adolensi.
4.      Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan bahan- bahan narkotika (ganja, morfin, heroin, dan lain-lain).
5.      Merusak sendi- sendi moral, susila, hokum dan agama.
6.      Adanya pengeksploitasian manusia oleh manusia lain.
7.      Bisa menyebabkan terjadinya disfungsi seksual. 1

Solusi menghilangkan prostitusi
Prostitusi merupakan masalah yang sangat pelik, menyangkut kehidupan moral bangsa. Begitu gilanya manusia dalam memenuhi masalah individual mengakibatkanmunculnya hasrat seks yang sanagat jauh dari garis norma di masyarakat. Penyalahan norma ini cenderung terjadi karena berbagai macam motif dan aspek, dari mlai sosial hingga ekonomi.
Pemerintah dalam hal ini dinas sosial telah banyak melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah ini. Mulai dari memberi penyuluhan untuk para PSK, membuat lapangan kerja bagi PSK, samapi membubarkan lokalisasi tidak pernah terhenti praktik semacam ini. Lokalisasi yang terkenal seperti dolly, saritem, dan gajah mungkur telah hilang, namun bibitnya meneybar hingga lokalisasi dadap di Tangerang.
Seyogianya jika memang pemerintah ingin menghapuskan praktik-praktik tersebut maka harus ada undang-undang tentang larangan atau pengaturan penyelenggaraan pelacuran. Intensifikasi pendidikan keagamaan dan kerohanian, untuk menginsafkan kembali dan memperkuat iman terhadap nilai religius serta norma kesusilaan. Bagi anak puber dan remaja ditingkatkan kegiatan seperti olahraga dan rekreasi, agar mendapatkan kesibukan, sehingga mereka dapat menyalurkan kelebihan energi. Perluas lapangan kerja bagi kaum wanita disesuaikan dengan kodratnya dan bakatnya, serta memberikan gaji yang memadahi dan dapat untuk membiayai kebutuhan hidup.
Diadakan pendidikan seks dan pemahaman nilai perkawinan dalam kehidupan keluarga. Pembentukan team koordinasi yang terdiri dari beberapa instansi dan mengikutsertakan masyarakat lokal dalam rangka penanggulangan prostitusi.
Sedangkan usaha-usaha yang bersifat represif kuratif dengan tujuan untuk menekan, menghapus dan menindas, serta usaha penyembuhan para wanita tuna susila, untuk kemudian dibawa kejalan yang benar. Melakukan kontrol yang ketat terhadap kesehatan dan keamanan para pelacur dilokalisasi. Mengadakan rehabilitasi dan resosialisasi, agar mereka dapat dikembalikan sebagai anggota masyarakat yang susila. Rehabilitasi dan resosialisasi dilakukan melalui pendidikan moral dan agama, latihan kerja, pendidikan ketrampilan dengan tujuan agar mereka menjadi kreatif dan produktif.
Pembinaan kepada para WTS sesuai dengan bakat minat masing-masing. Pemberian pengobatan (suntiakan) paa interval waktu yang tetap untuk menjamin kesehatan dan mencegah penularan penyakit. Menyediakan lapangan kerja baru bagi mereka yangbersedia meninggalkan profesi pelacur, dan yang mau memulai hidup susila. Mengadakan pendekatan kepada pihak keluarga dan masyarakat asal pelacur agar mereka mau menerima kembali mantan wanita tuna susila untuk mengawali hidup barunya. Mencarikan pasangan hidup yang permanen (suami) bagi para wanita tuna susila untuk membawa mereka ke jalan yang benar, dan Mengikutsertakan para wanita WTS untuk berpratisipasi dalam rangka pemerataan penduduk di tanah air dan perluasan kesempatan bagi kaum wanita.
Kesimpulan
            Tangerang yang merupakan daerah penyangga Ibukota sekaliagus daerah Industri menyedot masyarakat luar kota untuk datang. Banyak dari pekerja dari luar kota cenderung membuka usaha yang negatif seperti usaha lokalisasi terselubung dan terang-terangan.
            Munculnya praktik prostiusi tidak lepas akarena berbagai factor yang lmelatarelkangi dan jugamotfi dari para pnejjaja seks tersebut. Pengaruh dari keluarga lingkungan, samapai kondsisi ekonomi ditengarai menjadi alasan banyak pihak melakuakan bisnis haram ini. Selain itu juga karena adanya hasrat dan perilaku seks yang menyimpang turut memberi andil bagi indivisu untuk mencari penjaja seks.
            Padahal jika kita lihat lagi lebih banyak kerugian yang akan ditimbulkan, mualai dari penyakit-penyakit kelamin yang akan menyebar lewat medium PSK atau WTS. Juga menurunnya ahlak manuisa terlebih jika memandang dalam persoalan agama seseoang.
            Sudah banyak usah dari pemrintah dalam pemenghentikan arus perkembangan industry seks ini temasuk dengan mebubarkan praktik seks seperti yang dilakuakan pada lokalisasi dolly. Namun memang insutri ini tak kan mati selama penjaja dan dan pelangga sadar bahwa paa yang mereka lakukan salah dan patut unutk dimusnahkan.


                                                                     Sumber

0 komentar: