Rabu, 03 Juni 2015

Revolusi Mental serta Malas dan Minder-nya Bangsa Kita

Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia ke-7 H.Ir.Joko widodo lewat slogannyan yang terkenal di masyarakat " Revolusi Mental " sekiranya memberi harapan baru bagi bangsa indonesia. Revolusi yang berarti perubahan sebuah tatanan secara cepat seyogianya bisa memperbaiki mental bangsa yang tergolong memiliki sifat malas dan minder. Secara garis historis memang tidak lah salah jika mendeskreditkan bangsa sendiri dengan julukan bangsa malas dan minder. Bahkan orang - orang eropa sendiri memberi julukan tersebut kepada orang - orang inlander dulu. Sebetulnya dari mana rasa malas dan minder ini muncul. Jika dikaitkan dengan pola kehidupan memanglah berbeda orang eropa dengan orang indonesia. Jikapula dikaitkan dengan tatanan dalam sebuah peradaban, jelas bangsa eropa lebih visioner. 

Apkah rasa malas dan minder ini sebuah budaya ?, Jika demikian kita bisa lihat apa yang telah dilakukan nenek moyang kita saat masa kerajaan islam dan Hindhu - Budha. Para nenek moyang berhasil membuat sebuah peradaban dan mampu menguasai tanah asing. Dalam artian lebih sempit penguasaan terhadap tanah asing ini berupa wilayah dan perdagangan. Kalo bisa penulis katakan Kerajaan indonesia dahulu lebih superior dibanding dengan Indonesia modern. Dan identitas Bangsa kita yang dikatakan memiliki nenek moyang seorang pelaut, apakah tidak kuat untuk menjadi sebuah barometer yang menunjukan bangsa kita tidaklah memiliki budaya malas dan minder. 


Menurut penulis dari fakta sejarah yang ada, bahwa asumsi bangsa kita memiliki budaya malas dan minder jelas tidak beralasan. Namun kembali kepada pandangan masing-masing. Apakah memang kita malas dan minder ? then...
What should we do ?
Bergerak dan Optimis !

0 komentar: