Senin, 16 Oktober 2017

Max Verstehen


Entah kapan saya mulai menyadari bahwa cerita dibalik nama itu membuat semua menjadi skeptis. Jiwa muda yang serba penasaran tak ubahnya candu. Setiap kali muncul pasti menawar segala sesuatu. Terlepas dari segala hal abstraksi di luar sana, di dalam pikiranku selalu muncul imaginasi masa lalu.
Memori kolektif yang muncul selalu memberi kesan tersendiri. Terutama kisah heroik dan romansa yang memang bagi saya yang berjiwa muda masih menjadi konsumsi. Terbayang akan alurnya, aktornya, serta hal-hal remeh lainnya.
Mendapati semua masa memiliki hal uniknya membuat berbeda antara generasi satu dengan lainnya. Ada hal unik yang menjadi ciri khas mulai dari budaya hingga persoalan sikap menghadapi suatu peristiwa.
Max Verstehen adalah jawaban dari segala hiruk pikuk dunia modern ini. Max lahir dari sebuah renungan panjang tentang era millennial yang memiliki jiwa zamannya sendiri. Keresahan anak muda dan harapan untuk masa depan memunculkan gagasan yang nakal namun masih dalam koriodor.
Sebagai bentuk aktualisasi nilai-nilai keistimewaan dari era millennial ini. Max diharapkan dapat membawa angin segar bagi pemburu literatur-literatur populer yang haus akan siraman duniawi. Dengan gagasan yang penting dari Max Verstehen, generasi milenial sebagai stack holder memiliki wadah agar inspirasi dan realita terhubung nyata.
Max Verstehen secara etimologi berasal dari dua suku kata, yaitu “Max” berati maksimal dan “ Verstehen” pemahaman. Secara terminologis Max Webber dalam konsep penelitian kualitatifnya memperkenalkan Verstehen sebagai suatu metode dalam memahai segala sesuatu terutama objek suatu kajian.
Namun, bukan defines dari Webber yang saya ambil sebagai dasar pemikiran terhadap nama Max Verstehen ini. Walaupun demikian dengan begitu memudahkan saya untuk lebih tahu akan seberapa jauh filosofi dari nama tersebut. Jikalau diterjemahkan secara harfiah akan menjadi Pemahaman secara maksimal.

Tetapi bukan itu sebetulnya makna konotatif yang saya harapkan. William Shakespear mengatakan”apalah arti sebuah nama”. Penting kah sebuah nama ?, apa yang akan dihasilkan oleh nama ?. Saya pikir nama adalah identitas, tanda pengenal bagi diri kepada orang lain. Dimana besar kemungkinan setiap orang akan mengingat sebuah nama dibandingkan konsep ataupu teori. 

0 komentar: