15 – Januari – 2016
Hari ini adalah hari pertama kamu
pradiksar Resimen Mahasiswa. Dengan segala tekad yang awalnya yakin, siap,
semangat, dan menjalani semua dengan ikhlas tiba-tiba hal itu menjadi
kebalikannya. Wajar saja, karena pikirmu masih terbaluti dengan kenangan
liburan tempo hari. Tak ubahnya kamu tetap saja kelihatan seperti tak ada
apa-apa.
Kepekaanku terhadap perasaanmu yang kini
sudah terlatih bahwa perasaanku mengatakan dirimu hanya perlu diyakinkan dan
tetap disemangati. Tanpa basa-basi ku langsung telvon dirimu. Menanyakan ada
apakah sebenarnya sampai hal ini dapat terjadi?
Untuk 3 minggu ke depan, aku tak masalah
jika tak berkomunikasi denganmu. Karena aku mengerti posisimu dan aku
menghargai kegiatanmu. Jarak ini hanya menghalangi penglihatan kita untuk
bertemu. Tetapi jarak ini bukan menjadi penghalang untuk sebuah komitmen dan
keyakinan. Hubungan ini bukanlah sebuah hubungan pada masa putih abu-abu lagi,
namun ini adalah sebuah hubungan yang sama-sama kita ketahui bahwa cara
berfikir kita menunjukkan kita telah dewasa. Walau kita jauh, In shaa Allah
selalu didekatkan dengan doa-doaku untukmu. Begitupun sebaliknya.
Semangat untuk diksarnya.. Semangat yang
kuat untuk kamu, si bapak camen yang botak seksi hehehe. Ingat awal pilihanmu
untuk mengikuti kegiatan ini, jangan kecewakan dirimu sendiri. Aku yakin kamu
pasti bisa, itu kan yang sering kamu bilang ke aku. Sekarang giliran aku yang
bilang itu ke kamu hehe. Setelah pulang dari diksar nanti, janji langsung
kabarin aku yaaaa Pak Menwa... Jangan pernah merasa kamu sendirian, cause Allah
always with you..